Cari Blog Ini

Senin, 01 April 2013

TANYA JAWAB SEPUTAR FILSAFAT ILMU


1.    Jelaskan ciri berfikir radikal, universal, dan sistematik serta ilustrasi contoh untuk pelengkap jawaban.
Jawab :
Ciri berfikir radikal adalah merupakan cara berfikir manusia dalam mememcahkan masalah yang tidak hanya mengakar pada substansi tertentu tetapi sampai keakar-akar masalah tersebut sehingga pandangan terhadap masalah tersebut luas.
Contoh ilustrasi : ketika rapat penetapan Standar kompetensi sebuah mata pelajaran yang akan digunakan sering kali terjadi perbedaan pendapat dari forum, sehingga sering kali tidak mendapat jalan keluarnya. Untuk memecahkan masalah seperti ini forum harus mencoba berfikir sampai ke akar-akarnya tentang tujuan kompetensi lulusan yang akan dicapai. Diharapakan dengan berfikir seperti ini akan lebih menyatukan pendapat dan menyamakan tujuan yang tadinya masih berbeda pemahaman.
Ciri berfikir universal adalah merupakan cara berfikir manusia dalam menyikapi sebuah masalah secara umum dan tidak terikat pada salah satu metode atau pedoman tertentu, sehingga dengan jawaban dari masalah tersebut benar-benar bebas dan jawaban satu masalah dari tiap-tiap orang selalu berbeda.
Contoh ilustrasi : saat menghadapi masalah yang menyangkut masa depan sering kali kita bimbang untuk memilih jalan yang akan ditempuh, sehingga untuk menyelesaikan masalah tersebut kita harus berfikir secara umum dan bebas, sehingga tercermin jelas tujuan hidup yang akan kita capai, dari pola pikir seperti ini kita akan lebih mudah dalam menyelesaikan maslah yang sering kali menyulitkan.
Ciri berfikir sistematik adalah merupakan cara berfikir manusia dalam menyelesaikan masalah dengan cara berfikir yang berurutan dan bertahap sesuai dengan tahapan penyelesaian masalah tersebut, sehingga pola pikir yang tercipta merupakan pola pikir yang terstruktur.
Contoh ilustrasi : ketika kita melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka kita harus melaksanakannya secara berurutan, sehingga kita harus berfikir tahap demi tahap yang harus kita kerjakan sehingga tujuan semula tercapai.
2.    Perbedaan antara simbolic interractionism, phenomenology, dan hermeneutic. Jelaskan pula keterkaitannya dengan penelitian kualitatif yang terkait dengan validitas dan analisis data.
Jawab :
Simbolic Interactionism berasal dari disiplin sosiologi, disini terdapat beberapa ciri-ciri yang mendasari pemikiran tersebut yaitu interaksi dan tingkah laku manusia dilakukan melalui lambang-lambang yang mengandung arti, orang menjadi manusia setelah berinteraksi dengan orang lain, masyarakat merupakan himpunan orang yang saling berinteraksi, manusia secara sukarela aktif membentuk tingkah lakunya sendiri, proses berfikir manusia melibatkan interaksi dalm dirinya, manusia membangun tingkah lakunya untuk melakukan tindakan, dan unutk memahami tingkah laku manusisa diperlukan penelaahan tingkah laku. Validitas dan analisis data unutk penelitian jenis simoblic intercactionism ini peneliti harus turut serta dalam intraksi sehingga data yang didapat benar-benar data yang valid dan proses penyimpulan data untuk proses analisis..
Filsafat hermeneutic Dalam Organon, Peri hermēneias dipaparkan kata-kata yang diucapkan adalah simbol dari sebuah pengalaman mental, dan kata-kata yang ditulis adalah simbol dari kata-kata yang diucapkan. Tulisan ini dipercaya menjadi titik tolak bagi dimulainya pembahasan hermeneutika di era klasik.  Ada dua dimensi besar dalam hermeneutik yaitu hermeneutika intensionalisme dan hermeneutika gadamerian. Intensioanalisme diawali sejak hermeneutika romantisis dengan tokohnya Schleiermacher. Pokok pikiran Hermeneutika intensional ini adalah bahwa makna adalah maksud atau instensi produsernya. Dengan kata lain, makna kata sesungguhnya telah ada di balik kata itu sendiri. Makna telah menanti, dan tinggal ditemukan oleh penafsirnya, dan itu adalah tugas pembaca untuk mencarinya. Menurut hermeneutika intensionalisme, makna adalah niat atau kemauan yang diwujudkan dalam suatu tindak atau produknya seperti teks misalnya, sehingga makna sudah ada dan hanya akan keluar jika diinterpretasikan. Pengertian ini didasarkan pada arti “makna” (meinen), yang menunjukkan arti bahwa makna suatu teks, tindak, hubungan, dan seterusnya adalah sesuatu yang ada dalam pikiran produsen, yang kemudian dikeluarkan melalui suatu tindak seperti memproduk teks. Dengan kata lain makna telah ada dan menanti untuk dipahami. Makna hanya berasal dari aktifitas produsen teks, bukan dari aktifitas orang lain, termasuk aktifitas interpretasi penafsir. Dengan kata lain, pembaca atau penafsir harus memahami teks yang ia baca, dan pembaca atau penafsir dapat menangkap konsepsi pengarang mengenai fakta situasinya, keyakinan, dan keinginannya, namun dengan catatan penafsir harus menemukan alasan pelaku bersikap seperti yang diperlihatkan. Dalam proses analisis untuk sebuah penelitian, seorang peneliti hanya melakukan simpulan terhadap keadaan yang sudah terjadi tanpa ada campur tangan dari peneliti tersebut. Untuk keabsahan data yang didapat peneliti harus mencari tahu sebanyak-banyaknya dari orang lain selain yang diteliti sehingga mendapat pandangan yang luas dari objek yang sedang diteliti.
Filsafat phenomologi adalah suatu analisis deskriptif serta introspektif mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman-pengalaman yang didapat secara langsung seperti religius, moral, estetis, konseptual, serta indrawi. Ia juga menyarakan fokus utama filsafat hendaknya tertuju kepada penyelidikan tentang Labenswelt (dunia kehidupan) atau Erlebnisse (kehidupan subjektif dan batiniah). Fenomenologi sebaiknya menekankan watak intensional kesadaran, dan tanpa mengandaikan praduga-praduga konseptual dari ilmu-ilmu empiris. Fenomenologi menekankan upaya menggapai fenomena lepas dari segala presuposisi. Semua penjelasan tidak boleh dipaksakan sebelum pengalaman menjelaskannya sendiri dari dan dalam pengalaman itu sendiri. Dengan begitu, fenomenologi mencoba menepis semua asumsi yang mengkontaminasi pengalaman konkret manusia. Selain itu, filsafat fenomenologi berusaha untuk mencapai pengertian yang sebenarnya dengan cara menerobos semua fenomena yang menampakkan diri menuju kepada bendanya yang sebenarnya. Usaha inilah yang dinamakan untuk mencapai “hakikat segala sesuatu”. Secara etomologis, asal kata fenomenologi (Inggris: Phenomenology) berasal dari bahasa Yunani phainomenon dan logos. Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti memperlihatkan. Sedangkan logos berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan. Dengan demikian, fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampaknya, atau ilmu tentang gejala-gejala yang menampakkan diri pada kesadaran. Hegel (1807) menyebutkan pengertian fenomenologi dengan merumuskannya sebagai ilmu mengenai pengalaman kesadaran, yakni suatu pemaparan dialektis perjalanan kesadaran kodrati menuju kepada pengetahuan yang sebenarnya, fenomena tidak lain merupakan penampakkan atau kegejalaan dari pengetahuan inderawi: fenomena-fenomena merupakan manifestasi konkret dan historis dari perkembangan pikiran manusia. Kevalidan data pada penelitian ini hanya sekedar pada kejadian yang terlihat nyata atau kasat mata sehingga fenomena yang terjadi tidak kasat mata dianggap tidak berengaruh. Begitu juga ketika melakukan analisis data yang terkumpul sebab atau akibat yagn ditimbulkan dalam suatu masalah yang dikaitkan hanya kejadian yang nyata atau logis saja.
3.    Aliran utama berfikir positivistik, postpositivistik, dan critical theory. Jelaskan perbedaan ketiga aliran berfikir ini.
Jawab :


Sudut Pandang
Positivistik
Postpositifistik
Critical Theory
Ontologis
Ada realitas yang real/nyata yang sudah diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal.
Realitas merupakan konstruksi sosial dan kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.
Realitas yang teramati merupakan realitas semu (virtual reality) yang terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan sosial, budaya dan ekonomi politik.
Epistemologis
Ada realitas obyektif, sebagai suatu realitas yang eksternal di luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan obyek penelitian supaya benar-benar tidak ada kontak antara peneliti dengan yang diteliti.
Pemahaman suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi peneliti dengan yang diteliti.
Hubungan peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani nilai-nilai tertentu.
Metodologis
Pengujian hipotesis dalam struktur hypothetico-deductive method melalui lab eksperimen atau survey eksplanatif dengan analisis kuantitatif.
Menekankan empati dan interaksi dialektis antara peneliti-responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode-metode kualitatif seperti participant observation.
Mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual dan multi-level analysis yang bisa dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam proses transformasi sosial.
Aksiologis
Nilai etika dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian. Peneliti berperan sebagai disinterested scientist. Tujuan penelitian adalah untuk eksplanasi, prediksi dan kontrol atas realita yang terjadi.
Nilai etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subyektifitas pelaku sosial. Tujuan penelitian untuk rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan yang diteliti .
Nilai etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti menempatkan diri sebagai transformative intellectual, advokat dan aktifis. Tujuan penelitian: kritik sosial,transformasi, emansipasi dan social empowermen

4.    Masih terkait dengan pertanyaan nomor 2 jelaskan praksisnya dalam mencari kebenaran terutama pada metodologi penelitian.
Jawab :
Pada penelitian kualitatif penelitian tersebut berfungsi untuk interpretasi subjek yang diteliti dan merupakan fenomena sosial dalam masyarakat, dalam penelitian ini peneliti dibuat sedekat mungkin dengan objek yang diteliti sehingga dimungkinkan didapat data sebanyak-banyaknya yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian karena realitas sosial selalu berubah setiap waktu. Pada penelitian kualititif teori tidak digunakan sebagai panduan penelitian tetapi teori muncul berdasarkan data empirik yang ditemukan. Proses penelitian kualitatif cenderung tidak berstruktur, konsep yangdigunakan bisa saja konsep yagn belum mendapatkan definisi dan dijabarkan secara ketat, perumusan permasalahan yang akan diteliti mungkin juga ditemukan setelah mendapatkan data dilapangan , instrumen yang digunakan untuk penelitian pun tidak terstruktuk atau insidental sesuai dengan keadaan sosial dilapangan. Tahap pengumpulan data dan analisis tidak dipisahkan secara ketat karena penelitian kualitatif berfungsi unutk mencari “suatu kebenaran”, sehingga proses analisis data dilakukan setelah semsnjak didapat data awal dengan kata lain proses analisis data dilaksanakan sepanjang peneliti melakukan penelitian.
5.    Filsafat Postmoderensime pada dasarnya dilatar belakangi ketidakpuasan terhadap dampak negatif dari modernisme yang positivistik. Beri contoh dari efek modernisme dan contoh-contoh konseptual yang diberikan aliran ini untuk memecahkan masalah tersebut.
Jawab :
Efek modernisme adalah manusia berfikir pada satu jalur dan satu arah (linear), dan terpaku pada satu titik pemecahan tidak mencari pandangan lain (kreatif) dalam memecahkan masalah sehingga dengan permasalahan yang semakin kompleks cara berfikir modernisme tidak akan mampu memecahkan atau menyelesaikannya.
Contoh konseptual dalam memecahkan maslah dalam postmodernisme adaalh berfikir dengan cara kreatif dan berfikir dengan banyak pandangan multi paradigma, selain itu dalam pemikiran postmodernisme tidak ada cara berfikir satu arah karena pada postmodernisme pemikiran harus berlandaskan kreatifitas dan kebebasan sehingga muncul ide-ide yang baru untuk pemecahan sebuah masalah baru. Ketika mendapatkan masaah dalam pendidikan tidak hanya diselesaikan melalui satu metode dalam proses penyelesaiannya, tetapi juga mencoba dengan metode lain untuk mencari kefektifan berfikir dan pemecaham masalah yang lebih baik dan lebih efisien.
6.    Bagaimana peranan etika dan moral dalam upaya mengatasi kekacauan dalam berbagai kehidupan saat ini ? Jelaskan juga perlunya etika dan moral dalam pengembangan IPTEK.
Jawab :
Etika dan moral berperan untuk mengendalikan tingkah laku manusia yang bernilai baik dan buruk, dengan adanya etika dan moral maka kehidupan manusia secara tidak langsung sudah ada yang mengatur walaupun bukan dengan aturan tertulis. Etika dan Moral yang terus menerus diperhatikan dan ditegakkan akan membatasi ruang gerak manusia supayat tetap berlaku baik. Untuk pengembangan ilmu dan teknologi etika dan moral juga sangat berpengaruh, karena pada perkembangannya IPTEK tidak sesuai apa yang rencanakan mulanya. Sehingga kaidah diciptakannya ilmu dan teknologi tetap unutuk mempermudah dan mempercepat kerja manusia bukan untuk saling membunuh atau saling menindas.

2 komentar: