1. Jelaskan
ciri berfikir radikal, universal, dan sistematik serta ilustrasi contoh untuk
pelengkap jawaban.
Jawab
:
Ciri
berfikir radikal adalah merupakan cara berfikir
manusia dalam mememcahkan masalah yang tidak hanya mengakar pada substansi
tertentu tetapi sampai keakar-akar masalah tersebut sehingga pandangan terhadap
masalah tersebut luas.
Contoh ilustrasi : ketika
rapat penetapan Standar kompetensi sebuah mata pelajaran yang akan digunakan
sering kali terjadi perbedaan pendapat dari forum, sehingga sering kali tidak
mendapat jalan keluarnya. Untuk memecahkan masalah seperti ini forum harus
mencoba berfikir sampai ke akar-akarnya tentang tujuan kompetensi lulusan yang
akan dicapai. Diharapakan dengan berfikir seperti ini akan lebih menyatukan
pendapat dan menyamakan tujuan yang tadinya masih berbeda pemahaman.
Ciri
berfikir universal adalah merupakan cara berfikir
manusia dalam menyikapi sebuah masalah secara umum dan tidak terikat pada salah
satu metode atau pedoman tertentu, sehingga dengan jawaban dari masalah
tersebut benar-benar bebas dan jawaban satu masalah dari tiap-tiap orang selalu
berbeda.
Contoh ilustrasi : saat
menghadapi masalah yang menyangkut masa depan sering kali kita bimbang untuk
memilih jalan yang akan ditempuh, sehingga untuk menyelesaikan masalah tersebut
kita harus berfikir secara umum dan bebas, sehingga tercermin jelas tujuan
hidup yang akan kita capai, dari pola pikir seperti ini kita akan lebih mudah
dalam menyelesaikan maslah yang sering kali menyulitkan.
Ciri
berfikir sistematik adalah merupakan cara berfikir
manusia dalam menyelesaikan masalah dengan cara berfikir yang berurutan dan
bertahap sesuai dengan tahapan penyelesaian masalah tersebut, sehingga pola
pikir yang tercipta merupakan pola pikir yang terstruktur.
Contoh ilustrasi :
ketika kita melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa maka kita harus melaksanakannya secara berurutan, sehingga kita
harus berfikir tahap demi tahap yang harus kita kerjakan sehingga tujuan semula
tercapai.
2. Perbedaan
antara simbolic interractionism, phenomenology, dan hermeneutic. Jelaskan pula
keterkaitannya dengan penelitian kualitatif yang terkait dengan validitas dan
analisis data.
Jawab :
Simbolic
Interactionism berasal dari disiplin sosiologi,
disini terdapat beberapa ciri-ciri yang mendasari pemikiran tersebut yaitu interaksi
dan tingkah laku manusia dilakukan melalui lambang-lambang yang mengandung
arti, orang menjadi manusia setelah berinteraksi dengan orang lain, masyarakat
merupakan himpunan orang yang saling berinteraksi, manusia secara sukarela
aktif membentuk tingkah lakunya sendiri, proses berfikir manusia melibatkan
interaksi dalm dirinya, manusia membangun tingkah lakunya untuk melakukan
tindakan, dan unutk memahami tingkah laku manusisa diperlukan penelaahan
tingkah laku. Validitas dan analisis data unutk penelitian jenis simoblic
intercactionism ini peneliti harus turut serta dalam intraksi sehingga data
yang didapat benar-benar data yang valid dan proses penyimpulan data untuk
proses analisis..
Filsafat
hermeneutic Dalam Organon, Peri hermēneias dipaparkan
kata-kata yang diucapkan adalah simbol dari sebuah pengalaman mental, dan
kata-kata yang ditulis adalah simbol dari kata-kata yang diucapkan. Tulisan ini
dipercaya menjadi titik tolak bagi dimulainya pembahasan hermeneutika di era
klasik. Ada dua dimensi besar dalam hermeneutik yaitu hermeneutika
intensionalisme dan hermeneutika gadamerian. Intensioanalisme diawali sejak
hermeneutika romantisis dengan tokohnya Schleiermacher. Pokok pikiran
Hermeneutika intensional ini adalah bahwa makna adalah maksud atau instensi
produsernya. Dengan kata lain, makna kata sesungguhnya telah ada di balik kata
itu sendiri. Makna telah menanti, dan tinggal ditemukan oleh penafsirnya, dan
itu adalah tugas pembaca untuk mencarinya. Menurut hermeneutika
intensionalisme, makna adalah niat atau kemauan yang diwujudkan dalam suatu
tindak atau produknya seperti teks misalnya, sehingga makna sudah ada dan hanya
akan keluar jika diinterpretasikan. Pengertian ini didasarkan pada arti
“makna” (meinen), yang menunjukkan arti bahwa makna suatu teks,
tindak, hubungan, dan seterusnya adalah sesuatu yang ada dalam pikiran
produsen, yang kemudian dikeluarkan melalui suatu tindak seperti memproduk
teks. Dengan kata lain makna telah ada dan menanti untuk dipahami. Makna hanya
berasal dari aktifitas produsen teks, bukan dari aktifitas orang lain, termasuk
aktifitas interpretasi penafsir. Dengan kata lain, pembaca atau penafsir harus
memahami teks yang ia baca, dan pembaca atau penafsir dapat menangkap konsepsi
pengarang mengenai fakta situasinya, keyakinan, dan keinginannya, namun dengan
catatan penafsir harus menemukan alasan pelaku bersikap seperti yang
diperlihatkan. Dalam proses analisis untuk sebuah penelitian, seorang peneliti
hanya melakukan simpulan terhadap keadaan yang sudah terjadi tanpa ada campur
tangan dari peneliti tersebut. Untuk keabsahan data yang didapat peneliti harus
mencari tahu sebanyak-banyaknya dari orang lain selain yang diteliti sehingga
mendapat pandangan yang luas dari objek yang sedang diteliti.
Filsafat phenomologi adalah suatu analisis
deskriptif serta introspektif mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran
dan pengalaman-pengalaman yang didapat secara langsung seperti religius, moral,
estetis, konseptual, serta indrawi. Ia juga menyarakan fokus utama filsafat
hendaknya tertuju kepada penyelidikan tentang Labenswelt (dunia
kehidupan) atau Erlebnisse (kehidupan subjektif dan batiniah).
Fenomenologi sebaiknya menekankan watak intensional kesadaran, dan tanpa
mengandaikan praduga-praduga konseptual dari ilmu-ilmu empiris. Fenomenologi
menekankan upaya menggapai fenomena lepas dari segala presuposisi. Semua
penjelasan tidak boleh dipaksakan sebelum pengalaman menjelaskannya sendiri
dari dan dalam pengalaman itu sendiri. Dengan begitu, fenomenologi mencoba
menepis semua asumsi yang mengkontaminasi pengalaman konkret manusia. Selain
itu, filsafat fenomenologi berusaha untuk mencapai pengertian yang sebenarnya
dengan cara menerobos semua fenomena yang menampakkan diri menuju kepada
bendanya yang sebenarnya. Usaha inilah yang dinamakan untuk mencapai “hakikat
segala sesuatu”. Secara etomologis, asal kata fenomenologi (Inggris: Phenomenology)
berasal dari bahasa Yunani phainomenon dan logos. Phainomenon
berarti tampak dan phainen berarti memperlihatkan. Sedangkan logos
berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan. Dengan demikian, fenomenologi secara
umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau
apa-apa yang nampaknya, atau ilmu tentang gejala-gejala yang menampakkan
diri pada kesadaran. Hegel (1807) menyebutkan pengertian fenomenologi dengan
merumuskannya sebagai ilmu mengenai pengalaman kesadaran, yakni suatu pemaparan
dialektis perjalanan kesadaran kodrati menuju kepada pengetahuan yang
sebenarnya, fenomena tidak lain merupakan penampakkan atau kegejalaan dari
pengetahuan inderawi: fenomena-fenomena merupakan manifestasi konkret dan
historis dari perkembangan pikiran manusia. Kevalidan data pada penelitian ini
hanya sekedar pada kejadian yang terlihat nyata atau kasat mata sehingga
fenomena yang terjadi tidak kasat mata dianggap tidak berengaruh. Begitu juga
ketika melakukan analisis data yang terkumpul sebab atau akibat yagn
ditimbulkan dalam suatu masalah yang dikaitkan hanya kejadian yang nyata atau
logis saja.
3. Aliran
utama berfikir positivistik, postpositivistik, dan critical theory. Jelaskan
perbedaan ketiga aliran berfikir ini.
Jawab :
Sudut Pandang
|
Positivistik
|
Postpositifistik
|
Critical
Theory
|
Ontologis
|
Ada realitas yang real/nyata yang
sudah diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal.
|
Realitas merupakan konstruksi sosial
dan kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks
spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.
|
Realitas yang teramati merupakan
realitas semu (virtual reality) yang terbentuk oleh proses sejarah dan
kekuatan sosial, budaya dan ekonomi politik.
|
Epistemologis
|
Ada
realitas obyektif, sebagai suatu realitas yang eksternal di luar diri
peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan obyek penelitian
supaya benar-benar tidak ada kontak antara peneliti dengan yang diteliti.
|
Pemahaman
suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi
peneliti dengan yang diteliti.
|
Hubungan
peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani nilai-nilai tertentu.
|
Metodologis
|
Pengujian hipotesis dalam struktur hypothetico-deductive
method melalui lab eksperimen atau survey eksplanatif dengan analisis
kuantitatif.
|
Menekankan
empati dan interaksi dialektis antara peneliti-responden untuk merekonstruksi
realitas yang diteliti melalui metode-metode kualitatif seperti participant
observation.
|
Mengutamakan
analisis komprehensif, kontekstual dan multi-level analysis yang bisa
dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam proses
transformasi sosial.
|
Aksiologis
|
Nilai
etika dan pilihan moral harus berada di luar proses penelitian. Peneliti
berperan sebagai disinterested scientist. Tujuan penelitian adalah untuk eksplanasi, prediksi dan
kontrol atas realita yang terjadi.
|
Nilai
etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti
sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani
keragaman subyektifitas pelaku sosial. Tujuan penelitian untuk rekonstruksi
realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan yang diteliti .
|
Nilai
etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Peneliti
menempatkan diri sebagai transformative intellectual, advokat dan
aktifis. Tujuan penelitian: kritik sosial,transformasi, emansipasi dan social
empowermen
|
4. Masih
terkait dengan pertanyaan nomor 2 jelaskan praksisnya dalam mencari kebenaran
terutama pada metodologi penelitian.
Jawab
:
Pada penelitian
kualitatif penelitian tersebut berfungsi untuk interpretasi subjek yang
diteliti dan merupakan fenomena sosial dalam masyarakat, dalam penelitian ini
peneliti dibuat sedekat mungkin dengan objek yang diteliti sehingga
dimungkinkan didapat data sebanyak-banyaknya yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian karena realitas sosial selalu berubah setiap waktu. Pada
penelitian kualititif teori tidak digunakan sebagai panduan penelitian tetapi
teori muncul berdasarkan data empirik yang ditemukan. Proses penelitian
kualitatif cenderung tidak berstruktur, konsep yangdigunakan bisa saja konsep
yagn belum mendapatkan definisi dan dijabarkan secara ketat, perumusan
permasalahan yang akan diteliti mungkin juga ditemukan setelah mendapatkan data
dilapangan , instrumen yang digunakan untuk penelitian pun tidak terstruktuk
atau insidental sesuai dengan keadaan sosial dilapangan. Tahap pengumpulan data
dan analisis tidak dipisahkan secara ketat karena penelitian kualitatif
berfungsi unutk mencari “suatu kebenaran”, sehingga proses analisis data
dilakukan setelah semsnjak didapat data awal dengan kata lain proses analisis data
dilaksanakan sepanjang peneliti melakukan penelitian.
5. Filsafat
Postmoderensime pada dasarnya dilatar belakangi ketidakpuasan terhadap dampak
negatif dari modernisme yang positivistik. Beri contoh dari efek modernisme dan
contoh-contoh konseptual yang diberikan aliran ini untuk memecahkan masalah
tersebut.
Jawab
:
Efek modernisme adalah
manusia berfikir pada satu jalur dan satu arah (linear), dan terpaku pada satu
titik pemecahan tidak mencari pandangan lain (kreatif) dalam memecahkan masalah
sehingga dengan permasalahan yang semakin kompleks cara berfikir modernisme
tidak akan mampu memecahkan atau menyelesaikannya.
Contoh konseptual dalam
memecahkan maslah dalam postmodernisme adaalh berfikir dengan cara kreatif dan
berfikir dengan banyak pandangan multi paradigma, selain itu dalam pemikiran
postmodernisme tidak ada cara berfikir satu arah karena pada postmodernisme
pemikiran harus berlandaskan kreatifitas dan kebebasan sehingga muncul ide-ide
yang baru untuk pemecahan sebuah masalah baru. Ketika mendapatkan masaah dalam
pendidikan tidak hanya diselesaikan melalui satu metode dalam proses
penyelesaiannya, tetapi juga mencoba dengan metode lain untuk mencari
kefektifan berfikir dan pemecaham masalah yang lebih baik dan lebih efisien.
6. Bagaimana
peranan etika dan moral dalam upaya mengatasi kekacauan dalam berbagai
kehidupan saat ini ? Jelaskan juga perlunya etika dan moral dalam pengembangan
IPTEK.
Jawab
:
Etika dan moral berperan
untuk mengendalikan tingkah laku manusia yang bernilai baik dan buruk, dengan
adanya etika dan moral maka kehidupan manusia secara tidak langsung sudah ada
yang mengatur walaupun bukan dengan aturan tertulis. Etika dan Moral yang terus
menerus diperhatikan dan ditegakkan akan membatasi ruang gerak manusia supayat
tetap berlaku baik. Untuk pengembangan ilmu dan teknologi etika dan moral juga
sangat berpengaruh, karena pada perkembangannya IPTEK tidak sesuai apa yang
rencanakan mulanya. Sehingga kaidah diciptakannya ilmu dan teknologi tetap
unutuk mempermudah dan mempercepat kerja manusia bukan untuk saling membunuh
atau saling menindas.
Mantaap Gan Blog nya.. tingkatkan.. !!!
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih Blognya. Sangat bermanfaat
BalasHapus