A. Pendahuluan
Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manusia seutuhnya, yaitu manusia yang berbudi pekerti luhur, kepribadian
maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja profesional,
bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan rohani. Untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional tersebut kualitas proses pembelajaran harus
diupayakan dengan pengetahuan-pengetahuan dan perbaikan-perbaikan sesuai
kebutuhan melalui inovasi pendidikan. Aktivitas pendidikan dapat berlangsung
dalam keluarga, dalam sekolah dan dalam masyarakat. Dalam keluarga,
pendidikan orang tua yang diperlukan, mulai dari pemberian teladan kepada
anak mengenai norma-norma dalam keluarga, mengenai teladan pola keluarga
dan sebagainya. Di masyarakat pendidikan dapat dilakukan dengan norma-norma dan aturan di masyarakat, tingkah laku di masyarakat serta adat istiadat
yang berlaku di masyarakat. Sedangkan di sekolah, biasanya pendidikan yang
diberlakukan adalah formal. Pendidikan formal dengan mempelajari ilmu
pengetahuan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing siswa.
Keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh guru, siswa dan metode
pembelajaran yang tepat. Menurut Dittrich et al. (2009: 17), guru dituntut
menjadi social worker, psychologist, mediator, communicator, team worker,
knowledge networker, dan an expert. Tentunya guru perlu didukung oleh
siswa yang memiliki motivasi dan ketepatan metode yang disampaikan dalam
pembelajaran.
Jurusan otomotif merupakan suatu bidang cukup menarik untuk dikaji.
Di dalamnya ternyata mempelajari berbagai ilmu yang dirangkum dalam
sebuah ilmu otomotif. Dalam menyampaikan materi pembelajaran, para guru
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Dengan metode
pembelajaran yang digunakan guru, sebenarnya diharapkan dapat membuat
iklim belajar yang kondusif. Iklim belajar nantinya akan menjadi motivasi
belajar siswa di kelas. Iklim pembelajaran yang kondusif antara lain dapat
dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan semisal menciptakan
kerjasama saling menghargai baik antar siswa maupun antara siswa dengan
guru. Dengan pelayanan yang demikian, diharapkan akan tercipta iklim belajar
dan pembelajaran yang aman, nyaman, tertib dan menyenangkan, yang mampu
mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
bermakna yang lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to know)
dan belajar hidup bersama secara harmonis (learning to live together).
Dalam proses pembelajaran jika hanya terpaku pada seorang guru maka
kemungkinan hasil belajar yang dicapai siswa jauh dari yang diharapkan.
Untuk membantu proses pembelajaran diperlukan beberapa media yang dapat
digunakan untuk membantu proses belajar-mengajar, sebagai contoh adalah
menggunakan benda asli ke dalam kelas, selain itu dapat juga menggunakan
gambar. Pembelajaran dengan media seperti itu dapat membantu proses
belajar-mengajar, tetapi ketika lokasi kelas dengan bengkel dan ukuran benda
nyata tidak memungkinkan untuk masuk kedalam keals maka itu juga menajdi
masalah tersendiri. Seiring perkembangan Informasi dan Teknologi sekarang
ini setiap SMK sudah memiliki fasilitas listrik, komputer, dan proyektor yang
memadahi untuk proses belajar terutama di jurusan Otomotif. Adanya fasilitas
tersebut diharapkan mampu memaksimalkan hasil belajar siswa dan
mempermudah proses penyampaian materi oleh guru, dengan media komputer
tersebut diharapkan juga mampu menampung gaya belajar siswa yang
mempunyai keragaman.
B. Kajian Teori
Barbara B. Seels (1994:47) mendefinisikan teknologi multimedia
sebagai teknologi terpadu. Teknologi terpadu adalah cara–cara untuk
memproduksi dan menyebarkan materi yang mengandung beberapa bentuk
media dengan panduan komputer. Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2006:52)
multimedia adalah berbagai kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi
yang bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran dengan
bantuan komputer. Pembelajaran dengan teknologi multimedia memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Dapat digunakan secara random atau tidak urut maupun secara linier.
2. Dapat digunakan sesuai dengan cara yang dikehendaki oleh pebelajar, tidak
hanya cara yang direncanakan oleh desainer.
3. Konsep–konsep disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman
pembelajar, menurut apa yang relevan pada pembelajar, dan di bawah
kendali pembelajar.
4. Prinsip–prinsip ilmu pengetahuan kognitif dan konstruktif diterapkan dalam
pengembangan dan pemakaian pelajaran.
5. Belajar berpusat secara kognitif dan terorganisasi sehingga pengetahuan
dapat terkonstruksi ketika pelajaran dipakai.
6. Materi menunjukkan intensitas kegiatan pembelajar secara interaktif.
7. Materi memadukan kata dan gambar dari sumber-sumber media.
(Barbara B. Seels, 1994:47)
Heinich dkk (1986) dalam Warsita, 2008:138 mengemukakan sejumlah
kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada media komputer pembelajaran.
Aplikasi komputer sebagai media pembelajaran memberikan beberapa
kelebihan, antara lain : Interaktif, Individual, Fleksibel, biaya yang rendah,
Motivasi tinggi, Umpan balik, Record keeping, Kontrol pada pengguna.
Hannafin dan Pack (1998) mendaftar 12 ciri suatu CAI dapat dikatakan efektif,
yaitu:
1. Didasarkan atas tujuan pembelajaran.
2. Sesuai dengan ciri–ciri khas pebelajar yang menjadi sasaran.
3. Memaksimumkan Interaksi.
4. Individualisasi.
5. Memelihara minat pebelajar.
6. Melakukan pendekatan kepada pebelajar secara positif.
7. Memberikan variasi umpan balik.
8. Menyesuaikan dengan lingkungan pembelajaran.
9. Mengevaluasi tampilan.
10. Menggunakan sumber daya komputer dengan bijaksana.
11. Sesuai dengan prinsip-prinsip desain instruksional.
12. Telah dievaluasi dengan seksama.
Sedangkan Ronald H. Anderson (1994:197) mengatakan CAI adalah
penggunaan komputer secara langsung dengan pebelajar untuk menyampaikan
isi pelajaran, memberikan latihan–latihan dan menguji kemajuan belajar
mengajar. Dari semua pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa CAI pada
hakekatnya adalah penyampaian materi/bahan ajar melalui komputer, dan
pebelajar melakukan aktifitasnya berinteraksi langsung dengan komputer.
Makromedia flash merupakan salah satu jenis CAI yang dapat
menampilkan teks, gambar, animasi, maupun suara yang dibuat dapat
dikontrol sehingga pengajar dapat mengatur tempo penyampaian materi.
Animasi yang ditampilkan lebih menarik dan lebih detail sehingga penampilan
maupun materi yang disampaikan menjadi lebih nyata seperti menggunakan
benda asli. Jenis huruf yang digunakan macromedia flash tidak akan berubah
walaupun komputer yang digunakan berbeda dan tidak memilki jenis huruf
yang ada pada komputer pembuat. Macromedia flash juga dapat dijalankan
komputer manapun tanpa harus menginstal program flash terlebih dahulu
karena output file dapat berupa executable(.exe). gambar pada flash ketika
diperbesar tidak akan pecah karena merupakan gambar vektor, dan ukuran
output file macromedia flash.
C. Pembahasan
Kemajuan dalam bidang pendidikan ini tidak luput dari kemajuan
teknologi yang terjadi sekarang. Multimedia pada awalnya berupa berbagai
macam media yang disatukan untuk membantu proses pembelajaran, akan
tetapi perkembangan lebih lanjut multimedia merupakan satu media yang dapat
berfungsi untuk mengeluarkan lebih dari satu sumber yang dapat dipelajari
seperti terdapat teks, gambar, video, dan suara dalam satu macam media.
Multimedia yang digunakan dalam pembelajaran lebih dapat meningkatkan
motivasi, memperjelas kompetensi yang diinginkan, dan menjadikan
pembelajaran lebih menarik.
Sarana dan prasarana sekolah sekarang ini sudah memadahi terutama
untuk proses pembelajaran menggunakan komputer. Pembelajaran teori di
SMK terutama jurusan Otomotif merupakan salah satu pembelajaran pengantar
praktek yang sangat penting untuk keberhasilan kompetensi yang diajarkan.
Tanpa dilandasinya teori, siswa ketika praktek hanya akan semaunya dan
tujuan utama dari pembelajaran pasti akan berbeda dengan tujuan semulanya.
Sarana belajar mengajarpun sekarang sudah lebih ditingkatkan terutama untuk
membantu dalam pencapaian kompetensi. Dengan pemanfaatan media
komputer sebagai salah saru sarana belajar dikelas diharapkan dapat
memaksimalkan pengetahun afektif dan kognitif siswa, sehingga ketika
pelaksanaan praktek siswa mampu menyelami apa yang dipraktekkan dan
benar-benar kompeten.
Penggunaan CAI merupakan slah satu metode pembelajaran dari guru
untuk memaksimalkan kemampuan kognitif siswa. Dengan metode ini
dimungkinkan siswa lebih aktif dan tertarik terhadap materi yang disampaikan.
Pembelajaran dengan CAI jauh lebih efektif untuk memaksimalkan
kemampuan kognitif siswa, selain itu dengan CAI karekter model belajar siswa
yang beragam juga dapat teratasi sehingga jauh lebih efektif dan tidak
menghabiskan waktu. Hanya kelemahan dari CAI adalah jika tidak terdapat
komputer yang tidak sejumlah dengan siswa yang ada maka dapat
dimungkinkan dengan berkelompok. Salah satu metode pemberian materi yang
dapat membantu adalah menggunakan macromedia flash, software ini mampu
menampilkan teks, gambar, animasi, suara, yang dapat dipadukan sehingga
menimbulkan efek menarik bagi siswa yang belajar. Dengan media benda yang
sesungguhnya tidak dapat dibawa ke kelas dapat dengan mudah ditampilkan
detail ukuran, spesifikasi, dan sesuai dengan keadaan nyata/asli oleh
macromedia flash. Disisi lain penggunaan macromedia flash juga dapat
mengefisiensikan waktu pembelajaran dengan hasil yang maksimal sehingga
proses pembelajaran teori tidak terlalu lama dan menghabiskan waktu untuk
praktikum. Seperti yang sudah disampaikan dalam kajian teori macromedia
flash dapat dijalankan komputer manapun tanpa harus menginstal program
flash terlebih dahulu karena output file dapat berupa executable(.exe), gambar
pada flash ketika diperbesar tidak akan pecah karena merupakan gambar
vektor, dan ukuran output file macromedia flash. Keunggulan yang dimiliki
macromedia flash ini dapat mengatasi keterbatasan waktu dan keterbatasan
sarana yang dimiliki sekolah, sehingga materi dapat tersampaikan secara utuh
dan menarik.
D. Pustaka
Anderson, R.H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran. Terjemahan oleh Yusuf hadi Miarso dkk. Jakarta: CV.
Rajawali.
Azhar Arsyad, 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta : Rineka Cipta.
Dittrich, Joachim et al. (2009). Standardisation in TVET teacher education.
Alle Reche vorbehalten: Peter Lang GmbH.
Hannafin, michael J. And kyle L. Pack. 1998. The Design, Development, and
Evaluation of Instructional Software. London: Macmilan Publishing
Company.
Pramono, andi. 2004. Presentasi Multimedia dengan Makromedia Flash.
Yogyakarta : CV Andi Offset.
Seels, B.B. & Richey, R.C. 1994. Instructional Technology: The- Definition
and Domains of the Field. Washington DC: Association for
Educational Communications and Technology.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar