1. Polutan kendaraan bermotor yang berbentuk
:
Ø Padat berupa karet ban, bekas kampas
kopling, bekas kampas rem.
Ø Cair berupa Olie, minyak rem.
Ø Gas berupa Sulfur Dioksida (SO2),
Hidrogen Suldfida (H2S), Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen
Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2). Amoniak (NH3). Karbondioksidak
(CO2)Karbon Monoksida (CO) Hidrokarbon (
buletinlitbang@dephan.go.id)
Ø Debu berupa debu yang berasal dari kampas
rem, endapan kotoran yang ada pada knalpot.
2. Sumber polutan dari kendaraan bermotor
dapat berasal dari komponen-komponen yang sudah aus seperti pada komponen yang
bergesekan, kampas rem, kampas kopling. Selain itu oli dan bahan bakar juga merupakan sumber
polutan.
3. Akibat yang ditimbulkan oleh polutan
tersebut adalah tercemarnya lingkungan yang kita tempati baik air, udara,
maupun tanah. Polusi CO dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan. Apabila dihirup manusia, CO akan lebih mudah berikatan dengan darah,
sehingga darah akan kekurangan oksigen. Akibatnya orang akan pusing dan mual.
Pada titik tertentu bisa keracunan, dan mengalami gangguan jantung bahkan
kematian,” ujar Master of Public Health tamatan Universitas Hawai tahun 1983
ini. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan
pencernaan serta dapat menimbulkan keracunan. Dalam konsentrasi tinggi
keracunan logam ini dapat merusak ginjal, hati, lambung, dan kemandulan. 1 liter premium mengandung 0,8 gram timbal. (www.cybertokoh.com)
4. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut
adalah sebagai berikut (http://kamase.org/)
:
Ø Program pemeriksaan dan pemeliharaan
kendaraan yang dilaksanakan secara keras untuk memastikan kepatuhan masyarakat
merupakan suatu pelengkap yang penting dalam penetapan standar emisi.
Ø Melarang kendaraan pribadi memasuki
jalan-jalan pusat keramaian kota dari pukul 10 pagi sampai 7 malam pada
hari-hari kerja. Bus dan taksi diperbolehkan hanya pada beberapa jalan
tertentu. Larangan ini mengatasi kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara
yang disebabkan oleh satu juta orang yang memadati pusat kota setiap hari.
Ø Sebagai bentuk transportasi yang paling
lazim di dunia, bersepeda kini mulai “naik daun”, sejalan dengan usaha
pemerintah beberapa negara untuk menggalakkan bersepeda melalui program khusus.
Teknologi baru, sejumlah teknologi yang lebih baru menjanjikan pengurangan emisi cukup
besar bila dibandingkan dengan sistem-sistem yang ada saat ini. Dengan
beroperasi menggunakan zat hidrogen, beberapa temuan mutakhir ini bahkan dapat
mencapai tingkat emisi nol, atau sangat mendekati nol, sampai selisihnya tak
dapat diukur dengan piranti yang ada sekarang. Bahkan bila dioperasikan dengan
bahan bakar fosilpun, seperti gas alam, temuan-temuan itu masih mampu mencapai
tingkat emisi nol untuk polutan-polutan tertentu, dan mendekati nol untuk
beberapa jenis polutan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar