Link and match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu relevansi dengan kebutuhan pembangunan umumnya dan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri khususnya. Beberapa prinsip yang akan dipakai sebagai strategi dalam kebijakan Link and Match diantaranya adalah model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi yang mendekatkan peserta didik ke dunia kerja dan ini adalah strategi proaktif yang menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di tingkat SMK, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam menyikapi perubahan dinamika tersebut.
Program pendidikan PSG direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi bersama secara terpadu antara sekolah kejuruan dengan institusi pasangannya. Sehingga fungsi operasional dilapangan dilaksanakan bersama antara kepala sekolah, guru, instruktur dan manager terkait. Untuk itu perlu diciptakan adanya keterpaduan peran dan fungsi guru serta instruktur sebagai pelaku pendidikan yang terlibat langsung dalam pelaksanaa PSG dilapangan secara kondusif.
a. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan keahlian yang di peroleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang diadopsi dari istilah Jerman dual system. Secara teoritis, PSG ini merupakan suatu proses pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik program pendidikan pada sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja. Secara terapan, tujuan PSG adalah untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu.
Sugihartono (2009) mengungkapkan Pendidikan Sistem Ganda pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
Sistem ganda (dual system) merupakan model penyelenggaraan pendidikan kejuruan dimana perencanaan dan pelaksanaan pendidikan diwujudkan dalam bentuk kemitraan dunia kerja dengan sekolah, sehingga penyelenggaraan pendidikan berlangsung sebagian di sekolah dan sebagian lagi di dunia usaha atau dunia industri. (Pakpaham dalam Anwar, 2006 : 48)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang dilaksanakan dalam Sekolah Menengah Kejuruan dengan cara menerapkan keahlian kejuruan/keahliannya secara langsung di dunia usaha/dunia industri dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Inti dari Pendidikan Sistem Ganda adalah mensinkronkan kurikulum yang terdapat disekolah dan kompetensi yang diharapkan oleh industri. Sinkronisasi kurikulum dapat tercapai apabila kerjasama antara pihak industri dengan pihak sekolah dapat terjalin dengan baik. Konsep pendidikan ini bertujuan supaya siswa ketika disekolah sudah terbiasa dengan lingkungan yang terdapat di industri, sehingga ketika siswa melaksanakan praktek kerja industri siswa tidak kaget dengan situasi yang ada di industri. Diadakannya pendidikan sisitem ganda ini juga bertujuan untuk membentuk disiplin, mental kerja dan sikap kerja siswa yang positif, terbentuknya sikap kerja positif siswa bermanfaat ketika siswa sudah terjun ke dunia industri sepenuhnya. Terjalinnya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak industri dapat memberi tempat bagi siswa lulusan dan industri pasangan tidak khawatir dengan kompetensi yang dimiliki siswa.
b. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pada dasarnya tujuan pokok pelaksanaan pendidikan sistem ganda adalah meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Seorang lulusan SMK yang berkualitas, lebih mengacu dimilikinya kemampuan atau ketrampilan kerja oleh para lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri. Menurut Anwar (2006 : 29) tujuan penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda adalah :
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional ( dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja ).
2. Memperkokoh ” link and macth ” antara sekolah dengan dunia kerja.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional.
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
Dari tujuan Pendidikan Sistem Ganda yang diampaikan Anwar dapat disimpulkan bahwa dengan dilaksanakannya Pendidikan Sistem Ganda, sekolah dapat mencetak lulusan yang kompeten dan memiliki pengalaman kerja pada bidangnya. Pihak industri juga tidak kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang sesuai dengan kompetensi di industri, karena lulusan sudah dibekali pada saat siswa melakukan Praktek Kerja Industri. Dilaksanakannya Pendidikan Sistem Ganda membuat sekolah dengan industri menjadi lebih dekat sehingga terjalin kerjasama dalam mensinkronkan kurikulum sekolah dengan kompetensi yang dibutuhkan industri.
c. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Penyelenggaraan model Pendidikan Sistem Ganda menurut Muhamad Ali Saifudin (2009) terdapat tiga model antara lain:
1. Model day release 5-1
Siswa belajar di industri selama lima hari penuh sesuai jam kerja industri. Satu hari belajar disekolah untuk mempelajari materi sesuai kurikulum yang tidak terdapat di industri, serta mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan di industri.
2. Model day release 4-2
Siswa belajar di industri selama empat hari penuh sesuai jam kerja. Dua hari di sekolah belajar materi sesuai kurikulum yang tidak terdapat di industri dan mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan selama di industri.
3. Model block release
Model ini menerapkan siswa belajar di industri selama enam hari penuh sesuai jam kerja yang diterapkan industri dan dilaksanakan selama delapan bulan. Kemungkinan terjadi adalah tidak terprogramnya materi yang didapat di industri sehingga pencapaian target kurikulum rendah dan evaluasi secara tatap muka sulit dilaksanakan sekolah.
Di Yogyakarta khususnya SMK Negeri 1 Seyegan pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda meggunakan model block release, dengan model block release siswa dapat berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaan yang terdapat di industri yang ditempati. Model block release tidak dapat menjamin keberhasilan kurikulum yang diterapkan sekolah dikarenakan minimnya pantauan dari pihak sekolah, namun pengalaman nyata yang didapat siswa lebih banyak.
Model day release dapat diterapkan dalam program Pendidikan Sistem Ganda tetapi memerlukan waktu khusus dan guru yang memadai ketika melaksanakan pembelajaran di sekolah. Perbedaan jenis pekerjaan yang dilaksanakan siswa yang harus diperhatikan oleh guru, sedangkan jumlah guru yang terdapat disekolah sengat terbatas.
Daftar Pustaka :
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta.
Muhamad Ali Saifudin. 2009. Pendidikan Sistem Ganda. http://muhamadalisaifudin.blogspot.com. Diakses pada 06 Januari 2011 pukul 20:48 WIB.
Sugihartono. 2009. Pendidikan Sistem Ganda. http://wordpress.com/dudik.com/. Diakses pada tanggal 16 November 2010 pukul 18:48 WIB.
ijin copas gan
BalasHapus