Cari Blog Ini

Kamis, 26 Mei 2011

Media Pembelajaran


1.    Arti Media pembelajaran
Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut AECT (Association for Educational Communication and Technology, 1977) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002: 3), memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi.  Azhar Arsyad (2002: 4) dalam bukunya mengatakan media adalah alat yang mengantarkan atau menyampaikan pesan-pesan pengajaran. Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pembelajaran digunakan untuk  menyampaikan pesan  dengan tujuan-tujuan pendidikan (Latuheru, 1988: 13). Pendapat Santoso S. Hamidjojo yang dikutip oleh Latuheru (1988: 11), media adalah semua bentuk perantara yang digunakan manusia untuk menyebarkan ide, sehingga ide atau pendapat atau gagasan yang disampaikan itu bisa sampai pada penerima.
Sementara itu Oemar Hamalik (1982) mendefinisikan media sebagai teknik yang digunakan dalam mengefektifkan komunikasi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran merupakan perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Menurut pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau metode dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara pendidik dan peserta didik untuk lebih mengefektifkan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah, selain itu media pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2.    Fungsi Media pembelajaran (Andrei Luca, 2010)
a.       Membantu memudahkan belajar bagi peserta didik dan juga memudahkan pengajaran bagi pendidik.
b.      Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).
c.       Menarik perhatian peserta didik lebih besar (proses pembelajaran tidak membosankan).
d.      Semua indera peserta didik dapat diaktifkan saat belajar.
e.       Lebih menarik perhatian dan minat peserta didik
f.       Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
Dengan adanya konsep yang semakin mantap, media dalam belajar mengajar tidak hanya sebagai alat peraga namun sebagai pembawa informasi yang dibutuhkan peserta didik. Dengan demikian pendidik berpusat pada pengembangan dan pengolahan individu dan kegiatan belajar mengajar.
Dilihat dari segi pendidik, media mempunyai fungsi dan kemampuan sangat berarti. Media merupakan integral dari sistem pembelajaran sebagai dasar kebijakan dalam pemilihan pengembangan, maupun pemanfaatan dalam proses pembelajaran.
3.    Tipe media pembelajaran
a.       Media pembelajaran dua dimensi
Merupakan media penjelasan yang dapat dilihat, didengar, ataupun didengar dan dilihat. Media pembelajaran dua dimensi dapat dibagi menjadi beberapa jenis (Ketut Juliantara, 2009)
1)      Media grafik.
Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan rangsangan indera penglihatan.
2)      Media audio
Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan ke dalam simbul-simbul auditif, yang melibatkan rangsangan indera pendengaran.
3)      Media proyeksi diam
Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam penyajiannya. Ada kalanya media ini hanya disajikan dengan penampilan visual saja, atau disertai rekaman audio.
4)      Media simulasi dan permainan
Ciri atau karakteristik dari media ini adalah: melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar, peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang menonjol adalah aktivitas interaksi antar peserta didik, dan dapat memberikan umpan balik langsung.
b.        Media pembelajaran Tiga Dimensi
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model dan boneka. Model adalah tiruan dimensional  dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas untuk dipelajari siswa dalam wujud aslinya.
Model dapat dikelompokkan dalam masing-masing kategori. Model tersebut mempunyai ukuran yang sama persis dengan ukuran aslinya atau mungkin dengan skala yang lebih besar atau lebih kecil dari objek yang sesungguhnya (Oemar Hamalik, 1994: 134). Berikut ini jenis-jenis model yang dikemukakan Nana Sudjana (1990) :
1)        Model Kerja (Working Model)
Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperhatikan bagian luar obyek asli, dan mempunyai beberapa bagian dari benda sesungguhnya.
2)        Model Penampang (cross section model)
Model penampang memperlihatkan bagaimana sebuah obyek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Kadang-kadang model ini dinamakan model X-Ray atau cutway model yaitu model penampang yang dipotong. Model penampang dibuat menggunakan benda kerja nyata yang dipotong, dibelah untuk mengetahui bagian dalam suatu komponen dari benda tersebut. Fungsi lain juga agar lebih cepat menguasai dan memahami cara kerja komponen tersebut seperti engine, motor listrik mesin uap dan lain-lain. Untuk mempermudah membedakan bagian-bagian dalam komponen kendaraan model penampang biasanya menggunakan pewarnaan atau dicat, juga untuk memperindah suatu model penampang.
3)        Model Padat (Solid Model)
Suatu model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek dan sering membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna, dan susunannya.
Oemar Hamalik (1994) dalam bukunya mengemukakan jenis-jenis model sebagai berikut :
1)      Solid model, model yang memperlihatkan bagian luarnya saja.
2)      Working model, merupakan model yang menedemostrasikan fungsi ataupun cara kerja dari benda tesebut.
3)      Cross section model, merupakan model yang dapat menunjukan bagian dalam benda kerja.
Amir Hamzah (1985) mengkarakterkan model sebagai berikut :
1)      Model merupakan benda tiga dimensi
Ukuran tiga dimensi merupakan salah satu keunggulan model, hal ini sangat membantu dalam mewujudkan realitas yang tidak hanya bisa dilihat namun juga dapat dipegang.
2)      Model dapat berupa benda yang lebih kecil ataupun lebih besar dai asllinya supaya mudah dipelajari
Memperbesar ataupun memperkecil model dari ukuran benda sebenarnya bertujuan supaya mudah dipelajari dan mudah dalam distribusinya.
3)      Model bisa memperlihatkan bagian dalam dari sebuah benda yang dalam keadaan sebenarnya selalu tertutup
Model dapat dibuat sedemikian rupa sehingga bagian dalam dari obyek dapat terlihat untuk menjelaskan bagian dalam model tersebut bekerja. Model seperti ini biasa disebut sebagai model terbuka ataupun model irisan.
4)      Dalam membuat sebuah model, baigan-bagian tertentu dapat ditinggalkan, supaya orang dapat mempelajari bagian yang penting saja
Model seperti ini biasanya digunakan untuk menjelaskan fungsi bagian tertentu model, sehingga dimungkinkan untuk menghilangkan bagian yang rumit-rumit guna mempermudah dalam mempelajarinya.
5)      Model yang baik merupakan model yang dapat dibongkar dan dipasang kembali
Nilai sebuah model yang dapat dibongkar dan dipasang tidak saja terletak pada tiga dimensinya, akan tetapi juga pada kenyataan, bahwa dapat diperiksa sampai ke bagian dalam dengan cara melepaskan per bagian.
6)      Warna digunakan untuk memperjelas bagian-bagian yang penting.
Warna pada model berfungsi sebagai penanda bagian yang penting dari bagian yang dipelajari. Warna juga digunakan untuk memperjelas pengertian bagian yang ditunjukkan.
Dalam penggunaan model sebagai media pembelajaran perlu diperhatikan beberapa hal agar menjadi lebih efektif yaitu (Oemar Hamalik, 1994) :
1)        Model harus digunakan dengan kondisi semenarik mungkin.
2)        Setiap orang di kelas harus dapat melihat model dengan jelas.
3)        Model harus digunakan dalam hubungan dengan materi pelajaran lainnya.
4)  Siswa perlu diberikan kesempatan semaksimal mungkin untuk menangani, mencoba, mengamati model, bertanya atau membuat generalisasi.
5)     Upayakan obyek, sampel, atau model lain yang ada kaitannya dengan topik yang dibicarakan dialihkan dari perhatian siswa.
6)        Bila perlu siswa dilatih untuk membuat model atau menjabarkan suatu obyek.
Media pembelajaran yang baik adalah dengan benda kerja sesungguhnya, sehingga dapat dengan mudah dipahami sebagai bahan pembelajaran. Model alat peraga yang akan dibuat untuk menjelaskan bagian-bagian limited-slip differential tipe torsen untuk penggerak roda depan menggunakan media pembelajaran dengan model penampang (cutway model), karena model ini memperlihatkan  bagaimana sebuah obyek itu tampak. Pembuatan media pembelajaran limited-slip differential tipe torsen untuk penggerak roda depan ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu limited-slip differential tipe torsen dan CV joint membantu penggerak roda depan saat Berbelok. Fungsi dari media pembelajaran ini adalah untuk menunjukkan komponen-komponen dan sistem kerja limited-slip differential tipe torsen sebagai penggerak roda depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar